Jumat, 19 Desember 2014

KENAKALAN REMAJA DAN SEKS BEBAS

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Masa remaja adalah masa transisi antara kanak-kanak dan dewasa dan mereka relatif belum mencapai tahap kematangan mental serta sosial sehingga harus menghadapi tekanan emosi, psikologi, dan sosial yang saling bertentangan. Banyak life event tidak saja menentukan kehidupan masa dewasa, tetapi juga kualitas hidup generasi berikutnya sehingga menempatkan masa ini sebagai masa kritis. Di Negara berkembang masa transisi itu berlangsung sangat cepat. Bahkan usia saat berhubungan seks pertama ternyata selalu lebih muda dari pada usia ideal menikah (Suriah, 2007).
Kasus kenakalan remaja semakin banyak terjadi dalam kurun waktu belakangan ini. Pengaruh globalisasi membawa dampak bertambahnya tindak kriminalitas yang dilakukan anak pada usia remaja. Remaja yang seharusnya mencapai salah satu tugas perkembangannya yaitu mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab pada kenyataannya banyak terlibat tindakan-tindakan kriminal yang tidak bertanggung jawab. Tindakan kriminal yang dilakukan para remaja tidak hanya seputar pencurian, narkoba, atau tawuran, akan tetapi juga terlibat kasus yang tergolong berat seperti perampokan, pemerkosaan, hingga pembunuhan berencana. Perilaku kriminal tersebut tidak hanya muncul di kotakota besar, akan tetapi merata hingga ke daerah – daerah terpencil di Indonesia dan jumlahnya semakin bertambah dari waktu ke waktu.
Fenomena kenakalan remaja yang marak akhir akhir ini adalah tawuran dan pengeroyokan. Dalam satu tahun 13 pelajar Jabodetabek tewas akibat tawuran. Pada bulan September 2012 terdapat dua tawuran pelajar SMA yang menewaskan 2 orang pelajar dengan jarak hanya 2 hari (Nel, Ray, Mdn, Gal, Eln, Rts, Fro & Pin, 2012). Di Yogyakarta pada tahun 2011 tercatat kasus pengeroyokan pelajar SMA yang menewaskan satu orang pelajar SMU Gama akibat sabetan clurit (www.polri.go.id).
Di Padang aksi tawuran mengakibatkan empat pelajar mengalami luka tusuk. Korban sendiri mengaku tidak mengenal pelaku yang juga berstatus pelajar (www.republika.co.id). Peristiwa serupa juga terjadi di Sukabumi, para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terlibat perkelahian, dalam peristiwa ini polisi mengamankan sekitar empat puluh delapan pelajar yang diduga terlibat perkelahian missal (www.pikiranrakyat.com) Selain kasus tawuran, kasus pemakaian narkotika dan obat-obatan terlarang juga kian marak terjadi dikalangan remaja. Berdasarkan penelitian Badan Narkotika Nasional (BNN) pada tahun 2006 memperlihatkan angka prevalensi yang mencapai 5,6 persen yang berarti dari 100 remaja terdapat lima sampai enam orang yang menggunakan narkoba (www.kompas.com/read/xml/2008/02/13/20463659). Pada tahun 2010 terjadi peningkatan yaitu tercatat 19% dari jumlah remaja di Indonesia atau sekitar empat belas ribu remaja diindikasikan sebagai pengguna narkoba (www.muda.kompasiana.com). Di Yogyakarta, BNN mencatat 158 kasus pemakaian narkoba pada remaja pada tahun 2007 hingga 2011 (www.bnn.go.id).
Razia polisi pada Oktober 2012 di tempat hiburan malam di daerah Sukabumi juga menemukan lima remaja yang positif menggunakan narkoba. Berdasarkan data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pemakaian narkoba pada remaja cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Kasus pemerkosaan dan seks bebas juga semakin banyak terjadi pada kalangan remaja. Pada Januari 2012 seorang remaja berusia 16 tahun ditangkap kepolisisan Tegal karena terlibat kasus pencabulan gadis berusia 15 tahun (www.suaramerdeka.com). Kasus pemerkosaan juga terjadi di Sleman pada April 2012. Kasus tersebut melibatkan dua remaja putra dan seorang remaja putri berusia 14 tahun, sebelumnya korban dipaksa meminum minuman keras dan obat-obatan terlarang (www.solopos.com).
Di Makasar lima orang remaja putra terlibat dalam kasus pemerkosaan seorang siswi berusia 17 tahun, kelima remaja tersebut telah ditangkap dan diproses pihak kepolisian, peristiwa tersebut terjadi pada September 2012 lalu (www.sindonews.com). Pada awal Desember 2012 terungkap kasus arisan pelajar berhadiah PSK di Situbondo, para pelaku adalah para pelajar dari beberapa SMA yang menggelar arisan, hasil dari arisan tersebut digunakan untuk menyewa PSK (www.liputan6.com). Remaja juga terlibat kasus perampokan, pada Juli 2012 Kepolisisan Resor Depok menangkap seorang remaja berusia 14 tahun beserta empat orang lainnya karena terlibat kasus perampokan dan pembunuhan, setelah pemeriksaan terungkap bahwa remaja tersebut merupakan otak dari aksi tersebut (www.tempo.com). Pada November 2012 seorang remaja berusia 17 tahun merampok dan membunuh ayah temannya sendiri dikarenakan remaja tersebut membutuhkan uang untuk membayar hutang (www.metro.vivanews.com).
Fenomena tersebut di atas merupakan beberapa contoh nyata dari banyaknya kenakalan remaja pada saat ini, baik yang terungkap secara hukum maupun yang tidak terungkap.
Miras, Narkoba dan tawuran. Angka-angka di atas cukup mencengangkan, bagaimana mungkin anak remaja yang masih muda, polos, energik, potensial yang menjadi harapan orangtua, masyarakat dan bangsanya dapat terjerumus dalam limbah kenistaan, sungguh sangat disayangkan. Tanpa disadari pada saat ini, di luar sana anakanak remaja kita sedang terjerat dalam pengaruh narkoba, miras, seks bebas, aborsi dan kenakalan remaja lainnya. Bahkan angka-angka tersebut diprediksikan akan terus menanjak, seperti fenomena gunung es, tidak tampak di permukaan namun jika ditelusuri lebih dalam ternyata banyak ditemukan kasus kasus yang cukup mengejutkan. Perilaku yang seperti ini tentu sangat meresahkan masyarakat, karena remaja yang diharapkan sebagai generasi penerus bangsa telah terjerumus dalam penyimpangan sosial.
 Sayangnya, banyak diantara mereka yang tidak sadar bahwa beberapa pengalaman yang tampaknya menyenangkan justru dapat menjerumuskan. Oleh karena itu tidak sedikit remaja yang jatuh kedalam perbuatan  negative, salah satunya adalah seks bebas atau hubungan seks yang dilakukan diluar pernikahan.
Banyak sekali alasan mengapa remaja melakukan hubungan seks bebas, mulai dari biar di bilang gaullah sampai untuk mendapatkan uang. Gara-gara ingin dibilang gaul baik laki-laki maupun perempuan rela memberikan ”harga dirinya” dengan sia-sia tanpa memperhatikan dampak yang akan di timbulkan oleh perbuatannya itu. Oleh karena itu hubungan seks bebas banyak sekali terjadi di kalangan remaja pada umumnya, yang masih labil dalam pergaulan. Pergaulan bebas antar lawan jenis sendiri mendorong terjadinya hamil pra-nikah, lebih parah jika setelah hamil laki-laki ini tidak bertanggung jawab dengan meninggalkannya, gadis yang sudah tidak “gadis‟ lagi ini untuk menghindari rasa malu terhadap orang tua, teman dan  masyarakat, atau karena suruhan dari teman laki-lakinya yang tidak mau menikahinya cenderung mengambil jalan pintas dengan menggugurkan kandungannya. Inilah fenomena social remaja yang makin marak dalam kehidupan manusia dimana praktek aborsi sebagai mediator alternative bagi para pezina dalam mencari jalan pintas menjadi solusi terakhir.
Berdasarkan pada kenyataan ini, sangat dituntut peranan keluarga ataupun orang tua untuk mengarahkan anak-anak remaja, sehingga tidak terjerumus kenakalan remaja. Disamping itu masyarakat juga harus turut berpartisipasi untuk mencegah timbulnya kenakalan remaja karena adaiah kewajiban setiap orang untuk ikut berpikir dan bertindak mengarahkan kehidupan para remaja untuk menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan ncgara. Dalam hal ini turut pula peranan pihak kepolosian sebagai salah satu instansi yang paling berwenang dalam mengatasi dan mengantisipasi kenakalan remaja.
Oleh karena itu pemerintah harus mampu mengambil tindakan dan menyaring pengaruh yang berhak dan berdampak negatif bagi para remaja. Begitu pula peran remaja harus mampu mengendalikan diri dan menghindari hubungan seks pra nikah, maupun segala bentuk perbuatan yang berdampak negatif.

B.    Tujuan
1.     Apakah yang dimaksud dengan remaja?
2.     Apa pengertian kenakalan remaja?
3.     Apa saja teori tentang perilaku kenakalan remaja?
4.     Apa saja jenis-jenis kenakalan remaja?
5.     Apa saja ciri – ciri kenakalan remaja?
6.     Apa penyebab kenakalan remaja?
7.     Apa saja dampak kenakalan remaja dan contoh kenakalan remaja?
8.     Apa yang di maksud dengan seks bebas?
9.     Faktor apa saja yang dapat menimbulkan hubungan seks bebas?
10.  Apa saja dampak dari seks bebas?
11.  Bagaimana cara mencegah  seks bebas?
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Remaja
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) adalah 12 sampai 24 tahun. Namun jika padausia remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong dalam dewasa atau bukan lagi remaja. Sebaliknya, jika usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih tergantung pada orang tua (tidak mandiri), maka dimasukkan ke dalam kelompok remaja. Menurut Depkes RI batasan usia remaja 10-19 tahun, yang merupakan masa khusus dan penting, karena masa periode pematangan organ reproduksi manusia yang sering disebut masa pubertas
(Depkes RI, 2005).                       
Pada masa remaja terjadi perubahan fisik secara cepat, yang tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan (mental emosional). Perubahan yang cukup besar ini dapat membingungkan remaja yang mengalaminya. Karena itu mereka memerlukan pengertian, bimbingan dan dukungan lingkungan sekitarnya, agar tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yang sehat baik jasmani maupun mental.
Ciri-ciri Perkembangan Remaja
Menurut Depkes RI kerjasama dengan WHO (2005) dari ciri perkembangannya, masa remaja dibagi menjadi 3 tahap yaitu:
a.      Masa remaja awal (10-12 tahun)
Ciri khas : Lebih dekat dengan teman sebaya, ingin bebas, lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir abstrak.
b.     Masa remaja tengah (13-15 tahun)
Ciri khas : mencari identitas diri,timbulnya keinginan untuk kencan, mempunyai rasa cinta yang mendalam, mengembangkan kemampuan berpikir abstrak, berkhayal tentang aktifitas seks.

c.      Masa remaja akhir (16-19 tahun)
Ciri khas : pengungkapan kebebasan diri, lebih selektif dalam mencari teman sebaya, mempunyai citra jasmani dirinya,dapat mewujudkan rasa cinta, mampu berpikir abstrak.
Perubahan fisik pada remaja
Menurut Depkes RI kerjasama dengan WHO (2005) perubahan fisik pada remaja ditandai dengan munculnya :
a.      Tanda-tanda seks primer:
Yang berhubungan langsung dengan organ seks. Terjadinya haid pada remaja putri (menarche) dan mimpi basah pada remaja putra.
b.     Tanda-tanda seks sekunder:
Pada remaja putera terjadi perubahan suara, tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi,dada lebih lebar, badan berotot, tumbuhnya kumis, cambang dan rambut disekitar kemaluan dan ketiak.
Pada remaja puteri pinggul melebar,pertumbuhan rahim dan vagina, payudara membesar, tumbuhnya rambut di ketiak dan sekitar kemaluan (pubis).
Perubahan kejiwaan pada masa remaja
Proses perubahan kejiwaan pada remaja berlangsung lebih lambat dibandingkan perubahan fisik, yang meliputi :
a.      Perubahan emosi, sehingga remaja menjadi:
1)     Sensitif (mudah menangis, cemas, frustasi, dan tertawa)
2)     Agresif dan mudah bereaksi terhadaprangsangan luar yang berpengaruh. misalnya mudah berkelahi.
b.     Perkembangan intelegensia, sehingga remaja menjadi:
1)     Mampu berpikir abstrak, senang memberikan kritik.
2)     Ingin mengetahui hal-hal yang baru, sehingga muncul perilaku ingin mencoba-coba.
B.    Pengertian Kenakalan Remaja
Juvenile delinquency ( kenakalan remaja ) ialah perilaku jahat/dursila, atau kejahatan/kenakalan anak-anak muda merupakan  patologis  secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang.
 Menurut Paul Moedikdo,SH kenakalan Remaja  adalah :
  1. Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya.
  2. Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
  3. Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.
Menurut Resolusi PBB 40/33 tentang UN Standard Minimum Rules for the Administration of Juvenile Justice ( Beijing Rules ) khusus dalam rules 2.2 kenakalan remaja  adalah salah seorang anak atau orang muda ( remaja ) yang melakukan perbuatan yang ‘dapat dipidana’ menurut sistem hukum yang berlaku dan diperlakukan secara berbeda dengan orang dewasa.
Remaja yang kebanyakan orang mengartikan bahwa masa peralihan antara masa kanak-kanak menjadi dewasa. Dalam masa ini anak-anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dan psikis.Mereka bukanlah anak-anak baik secara fisik, cara berpikir, ataupun cara bertindak. Tetapi bukan pula dikatakan orang dewasa yang telah  matang secara fisik maupun psikisnya.
Kenakalan remaja sudah menjadi masalah di semua negara. Setiap tahun tingkat kenakalan remaja ini menunjukan peningkatan, sehingga mengakibatkan terjadinya problema sosial. Lingkungan sangat berpengaruh besar dalam pembentukan jiwa remaja. Bagi remaja yang ternyata salah memilih tempat atau kawan dalam bergaulnya. Maka yang akan terjadi kemudian adalah berdampak negatif terhadap perkembangan pribadinya. Tapi, bila dia memasuki lingkungan pergaulan yang sehat, seperti memasuki organisasi pemuda yang resmi diakui oleh pemerintah, sudah tentu berdampak positif bagi perkembangan kepribadiannya.



C.    Jenis-Jenis Kenakalan Remaja
Seperti yang sudah diuraikan diatas, maka kenakalan remaja yang dimaksud di sini adalah perilaku yang menyimpang dari atau melanggar hukum. Jensen (1985), membagi kenakalan remaja menjadi 4 jenis yaitu:
1.Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain.
Misal: perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan dan lain- lain.
2. Kenakalan yang menimbulkan korban materi; pemerasan, pencurian.
3. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban  di pihak orang lain.
Misal:  pelacuran, penyalahgunaan obat-obatan terlarang,hubungan seks pranikah.
4. Kenakalan yang melawan status.
Misalnya: mengingkari status anak sebagai pelajar       dengan membolos, melanggar disiplin sekolah. Mengingkari status sebagai anak  orang tua dengan cara minggat dari rumah atau membantah perintah mereka dan sebagainya. Pada usia mereka,perilaku-perilaku mereka memang belum melanggar hukum dalam arti yang sesungguhnya karena yang dilanggar adalah status-status dalam lingkungan primer (keluarga) dan sekunder (sekolah) yang memang tidak diatur oleh hukum secara terinci. Akan tetapi kalau kelak remaja ini dewasa, pelanggaran status ini dapat dilakukannya terhadap atasannya di kantor atau petugas hukum di masyarakat. Karena itulah pelanggaran status ini oleh Jensen digolongkan juga sebagai kenakalan dan bukan sekedar perilaku menyimpang.
 Menurut tempat terjadinya kenakalan tersebut, kenakalan remaja dibagi menjadi:
1.   Kenakalan dalam keluarga:
                   Remaja yang labil umumnya rawan sekali melakukan hal-hal yang negatif, di sinilah peran orang tua sangat berpengaruh terhadap tindakan-tindakan yang akan seorang anak lakukan. Orang tua harus mengontrol dan mengawasi putra-putri mereka dengan melarang hal-hal tertentu.Namun, bagi sebagian anak remaja, larangan-larangan tersebut malah dianggap hal yang buruk dan mengekang mereka. Akibatnya, mereka akan memberontak dengan banyak cara, tidak menghormati orang tua, berbicara kasar pada orang tua, atau mengabaikan perkataan orang tua adalah contoh kenakalan remaja dalam keluarga.
2.   Kenakalan dalam pergaulan:
Dampak kenakalan remaja yang paling nampak adalah dalam hal pergaulan. Sampai saat ini, masih banyak para remaja yang terjebak dalam pergaulan yang tidak baik. Mulai dari pemakaian obat-obatan terlarang sampai seks bebas. Menyeret remaja pada sebuah pergaulan buruk memang relatif mudah, dimana remaja sangat mudah dipengaruhi oleh hal-hal negatif yang menawarkan kenyamanan semu. Akibat pergaulan bebas inilah remaja, bahkan keluarganya, harus menanggung beban yang cukup berat.
3.   Kenakalan dalam pendidikan:
Kenakalan dalam bidang pendidikan memang sudah umum terjadi, namun tidak semua remaja yang nakal dalam hal pendidikan akan menjadi sosok yang berkepribadian buruk, karena mereka masih cukup mudah untuk diarahkan pada hal yang benar. Kenakalan dalam hal pendidikan misalnya, membolos sekolah, tidak mau mendengarkan guru, tidur dalam kelas, dll.

D.    Ciri – Ciri Kenakalan Remaja
Ciri-ciri kenakalan remaja mulai tampak pada remaja itu sendiri dengan mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak baik, antara lain :
a. Ngebut, yaitu mengendarai kendaraan dengan kecepatan yang melampaui kecepatan maksimum yang di tetapkan, sehingga dapat mengganggu bahkan membahayakan pemakai jalan yang lain.
b. Peredaran pornografi di kalangan pelajar.                                                  
Baik dalam bentuk gambar-gambar cabul atau tidak senonoh, majalah dan cerita porno yang dapat merusak moral anak, sampai peredaran obat-obat perangsang nafsu seksual, kontrasepsi penyalahgunaan barang-barang elektronik (misal internet dan handphone) dan sebagainya.
c.   Anak-anak yang suka pengerusakan-pengerusakan terhadap barang-barang atau milik orang lain.
 seperti mencuri, membuat corat-coret yang mengganggu keindahan lingkungan, mengadakan sabotase[5] dan sebagainya.
d.   Membentuk kelompok atau gang.
Dengan ciri-ciri dan tindakan yang menyeramkan, seperti kelompok bertato, kelompok berpakaian acak-acakan, blackmetal. Yang diikuti oleh tindakan yang tercela yang mengarah pada perbuatan anarkis.
e.   Berpakaian dengan mode yang tidak sesuai dengan keadaan lingkungan.
Misal: memakai rok mini, youcansee, memakai pakaian yang serba ketat sehingga terlihat lekuk tubuhnya, dan di pandang kurang sopan di mata lingkunganya.
f.    Mengganggu/mengejek orang-orang yang melintas di depanya,.
seperti jika menoleh atau marah sedikit saja di anggapnya membuat gara-gara untuk dikerjain.
     Sedangkan menurut PPDGJ III pedoman diagnostik untuk gangguan tingkah laku ( F-91)
1. Gangguan tingkah laku berciri khas dengan adanya pola tingkah laku dissosial, agresif atau menentang yang berulang dan menetap.
2. Penilaian tentang adanya gangguan tingkah laku perlu memperhitungkan tingkat perkembangan anak. Tempertantrum merupakan gejala normal pada perkembangan anak berusia 3 tahun, dan adanya gejala ini bukan merupakan dasar bagi diagnosis ini. Begitu pula pelanggaran terhadap hak orang lain (seperti tindak pidana dengan kekerasan) tidak termasuk kemampuan anak berusia 7 tahun dan dengan demikian bukan merupakan kriteria diagnostik bagi anak kelompok usia tersebut.
3. Diagnosis ini tidak dianjurkan kecuali tingkah laku seperti yang diuraikan di atas Adapula Gejala-gejala yang dapat dilihat pada anak yang mengalami kenakalan remaja adalah :
a. Anak tidak disukai teman-temannyasehingga bersikap menyendiri.
b. Anak sering menghindar dari tanggungjawab mereka di rumah dan di sekolah.
c. Anak sering mengeluh kalau mereka memiliki permasalahan yang mereka sendiri tidak bisa selesaikan.
d. Anak mengalami phobia atau gelisah yang berbeda dengan orang-orang normal.
e.  Anak jadi suka berbohong.                 
f. Anak suka menyakiti teman-temannya.
g. Anak tidak sanggup memusatkan perhatian.
h. Anak suka membolos dari sekolah dan lari dari rumah
i. Anak sering meluapkan tempertantrum[7] yang hebat dan tidak biasa
j. Anak berperilaku provokatif yang menyimpang
k. Anak bersikap menentang yang berat dan menetap


E.    Penyebab Kenakalan Remaja
Beberapa penyebab dari kenakalan remaja meliputi gangguan-gangguan perilaku. Penyebab gangguan perilaku mungkin berasal dari anak sendiri atau mungkin dari lingkungannya, akan tetapi akhirnya kedua faktor ini saling mempengaruhi.
1.  Anak sendiri   
a. Penyebab yang diturunkan. Diketahui bahwa ciri dan bentuk anggota tubuh orang tua dapat diturunkan kepada anaknya. Demikian juga beberapa sifat kepribadian yang umum dapat diturunkan dari orangtua kepada anaknya.
b.  Penyebab yang diperoleh pada waktu anak berkembang. Telah lama diketahui bahwa gangguan otak seperti trauma kepala, ensefalitis[8], neoplasma dan lain-lain dapat mengakibatkan perubahan kepribadian. Anak dengan sindroma[9] otak organik ini mungkin menunjukkan hiperkinesia[10], kegelisahan, kecenderungan untuk merusak dan kekejaman.
2. Lingkungan
Meskipun faktor-faktor yang diturunkan itu mempengaruhi perilaku anak, akan tetapi faktor lingkungan sering lebih menentukan. Dan karena lingkungan itu dapat diubah maka dengan demikian gangguan perilaku itu dapat dipengaruhi atau dapat dicegah. Beberapa penyebab gangguan perilaku yang berasal dari lingkungan ialah:
a)      Orang tua
Gangguan yang disebabkan oleh orang tua misalnya sikap orang tua yang terlalu overprotective terhadap remaja, kurangnya perhatian dan kasih sayang yang ditujukan pada remaja tersebut, sikap pilih kasih antara remaja tersebut dengan saudara-saudara lainnya, kurangnya pengawasan dari orang tua, atau bahkan karena keadaan status keluarganya yang brokenhome.
b)      Saudara-saudara
Gangguan ini disebabkan karena pengaruh dari sikap saudara-saudaranya yang melenceng dari norma yang ada, sehingga remaja tersebut mencontoh perilaku saudaranya.

3. Hubungan di sekolahnya
Dalam kasus ini pengaruh teman sangat besar terhadap pengaruh moral remaja. Biasanya remaja saat ini berkelompok dan melakukan sesuatu yang sama dengan teman sekelompoknya. Sedangkan banyak remaja itu sendiri yang tidak tahu apa perilaku itu benar atau tidak.

F.     Dampak Kenakalan Remaja
Saat ini, hampir tidak terhitung berapa jumlah remaja yang melakukan hal-hal negative (kenakalan remaja). Bahkan, dari dampak kenakalan remaja tersebut, banyak sekali kerugian yang terjadi, baik bagi remaja itu sendiri maupun orang-orang di sekitar mereka. Berikut beberapa dampak negative yang akan diperoleh bila seorang remaja melakukan suatu tindakan menyimpang (kenakalan remaja).
1.     Kebiasaan melakukan hal yang buruk seperti kenakalan-kenakalan yang telah disebutkan di atas akan membentuk kepribadian atau akhlak yang buruk bagi pelakunya yang dikhawatirkan kebiasaan tersebut akan sangat sulit untuk diubah kedepannya.
2.     Remaja yang melakukan tindakan menyimpang akan dihindari bahkan dikucilkan oleh banyak orang, dan tidak menuntut kemungkinan dia akan dianggap sebagai pengganggu serta bisa saja kehadirannya tidak diharapkan lagi bagi orang-orang disekitarnya.
3.      Akibat adanya tindakan dikucilkan dari oarang-orang disekitarnya, remaja tersebut bisa mengalami gangguan jiwa. Yang dimaksud dengan gangguan jiwa disini bukanlah gila, tapi ia akan merasa terasing dari kehidupan bersosialisasi yang ada disekitarnya, yang akhirnya ia akan merasa sangat sedih, bahkan membenci orang-orang disekitarnya.
4.     Masa depannya suram. Hal ini terjadi karena, kebanyakan dari mereka yang sudah terlanjur terjerumus ke dalam pergaulan bebas, hidup mereka perlahan akan kacau yang akhirnya dapat menyebabkan kehancuran bagi masa depan mereka dan tidak sempat memperbaikinya.
5.      Kriminalitas bisa menjadi salah satu akibat dari kenakalan remaja. Bukan tidak mungkin bagi mereka akan memiliki keberanian dalam melakukan tindakan yang lebih berbahaya seperti halnya tindakan kriminal yang merugikan orang-orang disekitanya, misalnya mencuri demi mendapatkan uang atau barang-barang berharga lainnya .

G.   Contoh Kenakalan Remaja
1.     Tawuran adalah contoh kenakalan remaja yang marak terjadi saat ini.
2.      Pesta miras sekarang bukan hanya ada di kalangan  dewasa namun juga dibawah umur.
3.     Balapan liar kini sudah menjadi tradisi.
4.      Merokok bukan hanya marak di kalangan pria, namun juga wanita.
5.      Narkoba sangat Mudah ditemukan.
6.       Prostitusi kian marak di Indonosia

H.    Cara Mengantisipasi Kenakalan Remaja
1.               Peranan Orang Tua
Orang tua harus selalu mengontrol apa yang dilakukan oleh anaknya, karena tanpa ada control anak-anak kadang akan berbuat sesuka hati dan tak terarah. Orang tua bisa mengontrol melalui gadget anaknya, pendekatan tentang apa aja aktivitas yang dilakukan dengan lembut, bertanya tentang teman dekatnya, orang tua juga wajib memberi pendidikan agama dirumah.
2.     Peran Lingkungan Sekitar
      Adanya kegiatan positif dari lingkungan sekitar sebagai media untuk mengembangkan serta mengeksplor potensi yang ada didalam diri para remaja, sehingga mereka memiliki tempat untuk menuangkan segala bentuk rasa ingin tahu, sehingga mereka tidak terjerumus  kedalam lingkaran setan.
3.     Peranan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Seks Bebas di Kalangan Remaja/ Siswa.
Guru Bimbingan dan Konseling (BK) adalah seseorang yang memiliki peran penting dalam memfasilitasi, mengatasi dan memberikan layanan kepada siswa terutama dalam perkembangan siswa baik secara individu maupun perkembangan social serta membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh siswa.Disekolah banyak sekali masalah-masalah yang muncul yang sering di hadapi oleh siswa diantaranya masalah pribadi seperti patah hati dan kurang percaya diri, maupun permasalahan social seperti kurang bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan, sering menyendiri, dan kurang bisa bergaul dengan yang lain. Masing masing masalah sangat beragam antara individu satu dengan individu yang lain yang mana tingkatan penyelesaiannya pun berbeda-beda. Namun dari permasalahan yang di alami oleh siswa jika todak segera mendapatkan treatmen dari konselor maka kemungkinan dampak yang akan ditimbulkan semakin “parah”. Sebagai contoh ada siswa yang sering menyendiri dan dikusilkan oleh teman-temannya di lingkungan sekolah serta di dalam keluarganyapun dia sering kurang mendapat perhatian oleh orang tuanya, tidak mustahil juga bahwa anak tersebut lama-kelamaan justru akan masuk kedalam dunia pergaulan bebas, terlebih bahaya lagi jika anak tersebut sudah meraasa nyaman di “dunia barunya”. Pergaulan bebas yang di anggap sebagai dunia barunya dia yang dirasa ia sudah nyaman karena mendapat kelompok yang memperhatikan dia tidak seperti teman-temannya yang selalu mengucilkannya justru sebenarnya sangat merugikan. Salah satu bentuk pergaulan bebas yang sering dilakukan oleh para remaja adalah seks bebas. Seks bebas atau hubungan seks yang dilakukan diluar hubungan pernikahan. Dampak yang ditimbulkan dari seks bebas banyak sekali baik dalam kehidupan pribadi maupun social. Dalam kehidupan pribadi atau dampak bagi diri sendiri diantaranya individu tersebut kemingkinan besar akan terkena berbagai macam penyakit seperti HIV, AID, sipilis dll. Hal itu jelas sangat merugikan dirinya sendiri. Apabila itu terjadi pada perempuan akan berdampak kehamilan yang mana dari segi biologis belum matang sehingga apabila bayi itu lahir kemungkinan besar akan mengalami cacat. Sementara dalam kehidupan sosialnya,baik secara langsung nama baik anda berserta nama baik keluarga akan tercoreng dalam kehidupan masyrakat. Dengan adanya uraian diatas peran konselor sangatlah penting dalam hal ini. Konselor dapat melakukan/ memberikan layanan kepada siswa-siswinya mengenai hubungan seks bebas baik secara klasikal maupun individual. Dengan menggunakan layanan klasikal di kelaas yaitu memberikan informasi yang seluas-luasnya dan pemahaman yang benar kepada semua siswa tentang seks atau memberikan materi pendidikan seks yang diharapkan agar para siswa tidak terjerumus dalam dunia seks bebas. Dapat pula melakukan pendekatan kepada orang tua siswa untuk memperhatikan aktivitas yang dilakukan anaknya di rumah.
I.      Pengertian Seks Bebas
Seks merupakan naluri alamiah yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup di muka bumi ini. Seks diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup hidup suatu spesies atau suatu kelompok (jenis) makhluk hidup. Artinya setiap makhluk hidup melakukan seks untuk memperoleh keturunan agar dapat menjaga dan melestarikan keturunannya. Selain itu tujuan seks adalah sebagai sarana untuk memperoleh kepuasan dan relaksasi dalam kehidupan (bagi manusia).
Hubungan seks yang dilakukan di luar pernikahan disebut seks bebas (free sex). Hawa nafsu merupakan hal yang sangat menentukan terjadinya seks bebas. Seks bebas merupakan pengaruh budaya yang datang dari barat dan kemudian diadopsi oleh masyarakat Indonesia tanpa memfilternya terlebih dahulu. Dan pelaku terbanyak adalah pelajar. Maraknya seks bebas di kalangan pelajar seolah menjadi trend bahwa jika seorang siswi masih perawan maka akan tergolong siswi yang "nggak gaul" dan terkucilkan dalam pergaulan anak zaman sekarang.
J.     Faktor – Faktor Yang Dapat Menimbulkan Seks Bebas
Seks bebas pada umumnya dilakukan oleh para remaja. Faktor-faktor yang mendorong remaja melakukan hubungan seks di luar nikah, adalah :
1.     Karena mispersepsi terhadap makna pacaran yang menganggap bahwa hubungan seks adalah bentuk penyaluran kasih sayang.
2.     Karena kehidupan iman yang rapuh. Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan pengertian, pemahaman dan ketaatan dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa dipengaruhi oleh situasi kondisi apapun.
3.     Kematangan biologis yang tida disertai dengan kemampuan mengendalikan diri cenderung berakibat Negatif, yakni terjadi hubungan seksual pranikah dimasa pacaran. Sebaliknya kematangan biologis yang disertai dengan kemampuan mengendalikan diri akan membawa kebahagian remaja dimasa depannya sebab ia tidak akan melakukan hubungan seksual pranikah.
Factor lain yang menyebabkan orang melakukan seks bebas:
1.     Kurangnya pemahaman individu akan ajaran agamanya secara benar dan mendalam
2.     Kurangnya perhatian orangtua.
3.     Merasa bukan anak gaul, dengan pernah melakukan seks dianggap ”Gaul”
4.     Cueknya masyarakat akan situasi lingkungan
5.     Taraf pendidikan sex bagi remaja yang belum tertata secara benar.
Terlupakannya intisari adat budaya luhur bangsa sebagai katalisator dalam pergaulan akibat pengaruh globalisasi. Adapun tahapan-tahapan yang biasanya dilakukan oleh seseorang berani melakukan hubungan seks diluar nikah:
1.     Pegangan tangan
2.     Ciuman sebatas ciuman di pipi dan kening
3.     Ciuman bibir
4.     Pelukan
5.     Petting (mulai berani melepas pakaian bagian atas).
6.     Meraba bagian yang sensitive (mulai berani buka-bukaan)
7.     Melakukan hubungan seks
K.    Dampak Dari Seks Bebas
Seks bebas banyak sekali dampak negative yang di timbulkan terutama bagi individu yang melakukannya dan lingkungannya. Dampak tersebut diantaranya :
1.     Beberapa penyakit yang siap mendatangi seperti, herpes, HIV Aids, Raja singa, dan penyakit lainnya.
2.     Hamil di luar pernikahan akan menimbulkan permasalahan baru, apabila anda masih kuliah atau sekolah tentu saja orang tua anda akan sangat kesal kepada anda. Dan anda pun takut untuk jujur kepada orang tua anda dan pasangan anda, akhirnya anda memutuskan untuk melakukan dosa baru yaitu aborsi.
3.     Apabila anda menikah di usia muda, permasalahan yang belum siap anda hadapi akan datang, seperti masalah keuangan, masalah kebiasaan, masalah anak.
4.     Nama baik keluarga akan tercoreng oleh sikap anda. Keluarga anda akan menghadapi masalah yang anda buat apabila anda mendapatkan efek buruk dari seks bebas ini.
5.     Apabila anda hamil dan pasangan anda tidak mau bertanggung jawab, apa yang akan anda lakukan? Akan banyak pikiran buruk yang akan mengganggu anda. Seperti ingin bunuh diri, berpikir tidak rasional yang mengakibatkan gangguan mental atau gila.

L.    Cara Mencegah  Seks Bebas
a.      Pencegahan dari orang tua atau keluarga
1)     Memberikan perhatian yang cukup
2)     Member pngertian ataupun pemahaman mengenai dampak yang akan didapat apabila melakukan seks bebas.
3)     Memberi kepercayaan yang lebih kepada anak, yakni tidak terlalu mengekang. Sebab jika terlalu mengekang maka seolah-olah anak akan berusaha bagaimana caranya melakukan hal-hal yang dilarang dengan sembunyi-sembunyi  tanpa sepengetahuan orang tuanya. Akan tetapi orang tua juaga tetap memberikan batasan-batasan kepada sang anak sesuai dengan kondisi yang ada..
4)     Membuat suasana yang nyaman sehingga anak mmemiliki lingkup ruang ditengah-tengah keluarga untuk bercerita kepeda orang tua tanpa ada sekat antar orang tua dengan anak. Orang tua disini dapat memposisikan dirinya sebagai teman, sahabat, maupun panutan bagi anak, sehingga anak merasa nyaman dan tidak merasa terdapat rasa canggung untuk mencurahkan isi hati maupun rasa ingin tahunya.
5)     Orang tua menjadi panutan yang denangan bertingkah laku yang baik yang baik didepan anak-anaknya. Bagaimanapun keadaannya, orang tua tetap menjadi panutan yang utama saat dirumah.



b.     Pencegahan dari Lingkungan Sekitar
Sebaiknya memilih tempat tinggal yang sekiranya tidak berbau negatif. Apabila terpaksa mendapat tempat tinggal dimana lingkungannya banyak terdapat unsur  negatif. Maka kita harus menjaga keluarga kita dari pengaruh negatif  lingkungan luar.
c.      Pencegahan dari Diri Sendiri
1)     Selalu berfikir positif
2)     Beribadah, berdoa kepada tuhan agar terhindar dari segala tindakan-tindakan yang negatif.
3)     Selalu melakukan hal-hal positif
4)     Mengikuti segala kegiatan-kigiatan yang bermanfaat, misalnya: kegiatan kerohanian, ekstrakulikuler, dsb.
5)     Memilih teman dengan selektif, sekiranya apabila teman merugikan bagi  diri kita, sebaiknya diberitahu terlebeh dahulu, namun apabila ia tidak berubah, maka lebih baik kita tinggalkan saja.
6)     Menolak ataupun tidak ikut-ikutan berbuat negative.
d.     Pencegahan Seks Bebas Menurut Agama
1)     Memisahkan tempat tidur anak; Setiap orang tua berusaha untuk mulai memisahkan tempat tidur anak-anaknya ketika mereka memasuki minimal usia tujuh tahun.
2)     Meminta izin ketika memasuki kamar orang tua; Sejak dini anak-anak sudah diajarkan untuk selalu meminta izin ketika akan masuk ke kamar orang tuanya pada saat-saat tertentu.
3)     Mengajarkan adab memandang lawan jenis; Berilah pengertian mengenai adab dalam memandang lawan jenis sehingga anak dapat mengetahui hal-hal yang baik dan buruk.
4)     Larangan menyebarkan rahasia suami-istri; Hubungan seksual merupakan hubungan yang sangat khusus di antara suami-istri. Karena itu, kerahasiaanya pantas dijaga. Mereka tidak boleh menceritakan kekurangan pasangannya kepada orang lain, apalgi terhadap anggota keluarga terutama anak-anaknya.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kenakalan remaja bisa dipicu dari lingkungan, teman ataupun dari keluarga itu sendiri. Sikap keluarga yang tertutup juga bisa menjadi pemicu seorang remaja menjadi pribadi yang nakal. Keluarga yang tertutup membuat anak menjadi bingung bagaimana ia akan mencurahkan segala masalahnya, anak bingung untuk menyampaikan pendapat atau segala yang ia inginkan. Dampaknya, anak lebih senang menceritakan segala halnya kepada temannya, dan mengekspresikan segala masalahnya dengan hal-hal yang negative, memang tidak semua remaja dalam mengekspresikan hatinya dengan kegiatan negative, namun saat pikiran kalut dan otak terasa penuh/stress maka segala hal negative bisa terlintas dengan cepat.
Terjadinya seks bebas di kalangan remaja dan mahasiswa dikarenakan banyak faktor, yang paling utama adalah pesatnya perkembangan jaman, hal tersebut membuat pergaulan menjadi bebas, sehingga banyak remaja dan mahsiswa yang bergaul tanpa batasan dan etika. Salah satu contohnya dalam berpacaran. Para remaja dan mahasiswa berpacaran tidak mempunyai batasan serta etika sehingga dalam berpacaran lebih banyak dampak negative dibandingkan dampak positif seperti halnya seks bebas. Persepsi yang salah tentang seks bebas menyebabkan mereka berfikir bahwa melalui seks bebaslah tersalurnya cinta dan kasih sayang. Pergaulan remaja yang bebas sebenarnya dikarenakan oleh segala macam perkembangan yang di salah artikan oleh remaja itu sendiri maupun lingkungannya. Seks bebas menyebabkan para remaja kehilangan bangku sekolahnya, sama halnya juga para mahsiswa yang terpaksa berhenti kuliah karna hamil diluar nikah. Selain itu, hamil diluar nikah dapat berujung pada pengguguran janin, baik melalui aborsi ataupun bunuh diri karena tidak siapnya menerima kenyataan (hamil diluar nikah) tersebut.
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan norma yang berlaku di dalam masyarakat serta dituntut peran serta orangtua dalam memperhatikan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari anaknya, memberikan pendidikan agama, memberikan pendidikan seks yang benar. Oleh sebab itu permasalahan ini merupakan tugas seluruh elemen bangsa tanpa terkecuali. Usaha untuk pencegahan sudah semestinya terus dilakukan untuk menyelamatkan generasi muda kita. Agar lebih bermoral, agar lebih bisa diandalkan untuk kebaikan negara ke depan.


B.    Saran
Beberapa saran tentang seks bebas yang perlu diperhatikan adalah : 
1.     Kepada pihak orang tua, berikan semua yang terbaik untuk anak tetapi tetap memperhatikan dalam membimbing dan mengarahkan remaja dengan dalam memberikan pandangan yang benar mengenai persepsi pacaran agar terhindar dari seks bebas.
2.     Kepada generasi muda agar menetapkan tujuan dan arah hidup yang jelas, belajar lebih mengenal diri sendiri, meningkatkan ke imanan dan ketakwaannya dengan mengisi kegiatan yang bermanfaat serta bergaul dengan teman secara benar sehingga dapat terhindar dan terjerumus pada perilaku seks bebas. Tingkatkanlah pengetahuan tentang segala perkembangan dengan tetap meningkatkan pula keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3.     Kepada para remaja baik pelajar maupun mahasiswa agar selain belajar juga ikut ambil bagian dalam kegiatan yang positif dan kreatif dalam rangka menyalurkan energi yang berlebih sehingga tidak mengarah pada penyaluran dorongan bilogis secara langsung, misalnya dengan kegiatan. Keolahragaan, pecinta alam, dan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat mengembangkan potensi dan bakat masing-masing.

DAFTAR  PUSTAKA
Depkes RI. 2001, Kesehatan Reproduksi Remaja, Jakarta .
Makmum .2003.Karakteristik Remaja,Perilaku Remaja dan Masa Peralihan Remaja
Diakses 04 desember 2014 

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.


www.sindonews.com
www.suaramerdeka.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar