BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja adalah masa
transisi antara kanak-kanak dan dewasa dan mereka relatif belum mencapai tahap
kematangan mental serta sosial sehingga harus menghadapi tekanan emosi,
psikologi, dan sosial yang saling bertentangan. Banyak life event tidak saja
menentukan kehidupan masa dewasa, tetapi juga kualitas hidup generasi
berikutnya sehingga menempatkan masa ini sebagai masa kritis. Di Negara
berkembang masa transisi itu berlangsung sangat cepat. Bahkan usia saat
berhubungan seks pertama ternyata selalu lebih muda dari pada usia ideal
menikah (Suriah, 2007).
Kasus kenakalan remaja semakin banyak terjadi dalam kurun waktu
belakangan ini. Pengaruh globalisasi membawa dampak bertambahnya tindak
kriminalitas yang dilakukan anak pada usia remaja. Remaja yang seharusnya
mencapai salah satu tugas perkembangannya yaitu mencapai perilaku sosial yang
bertanggung jawab pada kenyataannya banyak terlibat tindakan-tindakan kriminal
yang tidak bertanggung jawab. Tindakan kriminal yang dilakukan para remaja
tidak hanya seputar pencurian, narkoba, atau tawuran, akan tetapi juga terlibat
kasus yang tergolong berat seperti perampokan, pemerkosaan, hingga pembunuhan
berencana. Perilaku kriminal tersebut tidak hanya muncul di kotakota besar,
akan tetapi merata hingga ke daerah – daerah terpencil di Indonesia dan
jumlahnya semakin bertambah dari waktu ke waktu.
Fenomena kenakalan remaja yang marak akhir akhir ini adalah
tawuran dan pengeroyokan. Dalam satu tahun 13 pelajar Jabodetabek tewas akibat
tawuran. Pada bulan September 2012 terdapat dua tawuran pelajar SMA yang
menewaskan 2 orang pelajar dengan jarak hanya 2 hari (Nel, Ray, Mdn, Gal, Eln,
Rts, Fro & Pin, 2012). Di Yogyakarta pada tahun 2011 tercatat kasus
pengeroyokan pelajar SMA yang menewaskan satu orang pelajar SMU Gama akibat
sabetan clurit (www.polri.go.id).
Di Padang aksi tawuran mengakibatkan empat pelajar mengalami luka
tusuk. Korban sendiri mengaku tidak mengenal pelaku yang juga berstatus pelajar
(www.republika.co.id). Peristiwa serupa juga terjadi di Sukabumi, para siswa
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terlibat perkelahian, dalam peristiwa ini
polisi mengamankan sekitar empat puluh delapan pelajar yang diduga terlibat
perkelahian missal (www.pikiranrakyat.com) Selain kasus tawuran, kasus pemakaian narkotika dan obat-obatan
terlarang juga kian marak terjadi dikalangan remaja. Berdasarkan penelitian
Badan Narkotika Nasional (BNN) pada tahun 2006 memperlihatkan angka prevalensi
yang mencapai 5,6 persen yang berarti dari 100 remaja terdapat lima sampai enam
orang yang menggunakan narkoba (www.kompas.com/read/xml/2008/02/13/20463659).
Pada tahun 2010 terjadi peningkatan yaitu tercatat 19% dari jumlah remaja di
Indonesia atau sekitar empat belas ribu remaja diindikasikan sebagai pengguna
narkoba (www.muda.kompasiana.com). Di Yogyakarta, BNN mencatat 158 kasus pemakaian
narkoba pada remaja pada tahun 2007 hingga 2011 (www.bnn.go.id).
Razia polisi pada Oktober 2012 di tempat hiburan malam di daerah
Sukabumi juga menemukan lima remaja yang positif menggunakan narkoba.
Berdasarkan data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pemakaian narkoba pada
remaja cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Kasus pemerkosaan dan seks
bebas juga semakin banyak terjadi pada kalangan remaja. Pada Januari 2012
seorang remaja berusia 16 tahun ditangkap kepolisisan Tegal karena terlibat
kasus pencabulan gadis berusia 15 tahun (www.suaramerdeka.com). Kasus
pemerkosaan juga terjadi di Sleman pada April 2012. Kasus tersebut melibatkan
dua remaja putra dan seorang remaja putri berusia 14 tahun, sebelumnya korban
dipaksa meminum minuman keras dan obat-obatan terlarang (www.solopos.com).
Di Makasar lima orang remaja putra terlibat dalam kasus
pemerkosaan seorang siswi berusia 17 tahun, kelima remaja tersebut telah
ditangkap dan diproses pihak kepolisian, peristiwa tersebut terjadi pada
September 2012 lalu (www.sindonews.com). Pada awal Desember 2012 terungkap
kasus arisan pelajar berhadiah PSK di Situbondo, para pelaku adalah para
pelajar dari beberapa SMA yang menggelar arisan, hasil dari arisan tersebut
digunakan untuk menyewa PSK (www.liputan6.com). Remaja juga terlibat kasus perampokan, pada Juli 2012
Kepolisisan Resor Depok menangkap seorang remaja berusia 14 tahun beserta empat
orang lainnya karena terlibat kasus perampokan dan pembunuhan, setelah
pemeriksaan terungkap bahwa remaja tersebut merupakan otak dari aksi tersebut
(www.tempo.com). Pada November 2012 seorang remaja berusia 17 tahun merampok
dan membunuh ayah temannya sendiri dikarenakan remaja tersebut membutuhkan uang
untuk membayar hutang (www.metro.vivanews.com).
Fenomena tersebut di atas merupakan beberapa contoh nyata dari
banyaknya kenakalan remaja pada saat ini, baik yang terungkap secara hukum
maupun yang tidak terungkap.
Miras, Narkoba dan
tawuran. Angka-angka di atas cukup mencengangkan, bagaimana mungkin anak remaja
yang masih muda, polos, energik, potensial yang menjadi harapan orangtua,
masyarakat dan bangsanya dapat terjerumus dalam limbah kenistaan, sungguh
sangat disayangkan. Tanpa disadari pada saat ini, di luar sana anakanak remaja
kita sedang terjerat dalam pengaruh narkoba, miras, seks bebas, aborsi dan
kenakalan remaja lainnya. Bahkan angka-angka tersebut diprediksikan akan terus
menanjak, seperti fenomena gunung es, tidak tampak di permukaan namun jika
ditelusuri lebih dalam ternyata banyak ditemukan kasus kasus yang cukup
mengejutkan. Perilaku yang seperti ini tentu sangat meresahkan masyarakat,
karena remaja yang diharapkan sebagai generasi penerus bangsa telah terjerumus
dalam penyimpangan sosial.
Sayangnya, banyak diantara mereka yang tidak
sadar bahwa beberapa pengalaman yang tampaknya menyenangkan justru dapat
menjerumuskan. Oleh karena itu tidak sedikit remaja yang jatuh kedalam
perbuatan negative, salah satunya adalah
seks bebas atau hubungan seks yang dilakukan diluar pernikahan.
Banyak sekali alasan
mengapa remaja melakukan hubungan seks bebas, mulai dari biar di bilang gaullah
sampai untuk mendapatkan uang. Gara-gara ingin dibilang gaul baik laki-laki
maupun perempuan rela memberikan ”harga dirinya” dengan sia-sia tanpa
memperhatikan dampak yang akan di timbulkan oleh perbuatannya itu. Oleh karena
itu hubungan seks bebas banyak sekali terjadi di kalangan remaja pada umumnya,
yang masih labil dalam pergaulan. Pergaulan bebas antar lawan jenis sendiri
mendorong terjadinya hamil pra-nikah, lebih parah jika setelah hamil laki-laki
ini tidak bertanggung jawab dengan meninggalkannya, gadis yang sudah tidak
“gadis‟ lagi ini untuk menghindari rasa malu terhadap orang tua, teman dan masyarakat, atau karena suruhan dari teman
laki-lakinya yang tidak mau menikahinya cenderung mengambil jalan pintas dengan
menggugurkan kandungannya. Inilah fenomena social remaja yang makin marak dalam
kehidupan manusia dimana praktek aborsi sebagai mediator alternative bagi para
pezina dalam mencari jalan pintas menjadi solusi terakhir.
Berdasarkan pada
kenyataan ini, sangat dituntut peranan keluarga ataupun orang tua untuk
mengarahkan anak-anak remaja, sehingga tidak terjerumus kenakalan remaja.
Disamping itu masyarakat juga harus turut berpartisipasi untuk mencegah
timbulnya kenakalan remaja karena adaiah kewajiban setiap orang untuk ikut
berpikir dan bertindak mengarahkan kehidupan para remaja untuk menjadi orang
yang berguna bagi bangsa dan ncgara. Dalam hal ini turut pula peranan pihak
kepolosian sebagai salah satu instansi yang paling berwenang dalam mengatasi
dan mengantisipasi kenakalan remaja.
Oleh karena itu
pemerintah harus mampu mengambil tindakan dan menyaring pengaruh yang berhak
dan berdampak negatif bagi para remaja. Begitu pula peran remaja harus mampu
mengendalikan diri dan menghindari hubungan seks pra nikah, maupun segala
bentuk perbuatan yang berdampak negatif.
B. Tujuan
1. Apakah yang dimaksud
dengan remaja?
2. Apa pengertian kenakalan
remaja?
3. Apa saja teori tentang
perilaku kenakalan remaja?
4. Apa saja jenis-jenis
kenakalan remaja?
5. Apa saja ciri – ciri
kenakalan remaja?
6. Apa penyebab kenakalan
remaja?
7. Apa saja dampak
kenakalan remaja dan contoh kenakalan remaja?
8. Apa yang di maksud
dengan seks bebas?
9. Faktor apa saja yang
dapat menimbulkan hubungan seks bebas?
10. Apa saja dampak dari
seks bebas?
11. Bagaimana cara
mencegah seks bebas?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Remaja
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa anak-anak ke
masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia)
adalah 12 sampai 24 tahun. Namun jika padausia remaja seseorang sudah menikah,
maka ia tergolong dalam dewasa atau bukan lagi remaja. Sebaliknya, jika usia
sudah bukan lagi remaja tetapi masih tergantung pada orang tua (tidak mandiri),
maka dimasukkan ke dalam kelompok remaja. Menurut Depkes RI batasan usia remaja
10-19 tahun, yang merupakan masa khusus dan penting, karena masa periode
pematangan organ reproduksi manusia yang sering disebut masa pubertas
(Depkes RI, 2005).
Pada masa remaja terjadi perubahan fisik secara cepat, yang tidak
seimbang dengan perubahan kejiwaan (mental emosional). Perubahan yang cukup
besar ini dapat membingungkan remaja yang mengalaminya. Karena itu mereka
memerlukan pengertian, bimbingan dan dukungan lingkungan sekitarnya, agar
tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yang sehat baik jasmani maupun
mental.
Ciri-ciri Perkembangan Remaja
Menurut Depkes RI
kerjasama dengan WHO (2005) dari ciri perkembangannya, masa remaja dibagi menjadi
3 tahap yaitu:
a.
Masa remaja awal (10-12 tahun)
Ciri khas : Lebih dekat
dengan teman sebaya, ingin bebas, lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya
dan mulai berpikir abstrak.
b. Masa remaja tengah
(13-15 tahun)
Ciri khas : mencari
identitas diri,timbulnya keinginan untuk kencan, mempunyai rasa cinta yang
mendalam, mengembangkan kemampuan berpikir abstrak, berkhayal tentang aktifitas
seks.
c.
Masa remaja akhir (16-19 tahun)
Ciri khas : pengungkapan
kebebasan diri, lebih selektif dalam mencari teman sebaya, mempunyai citra
jasmani dirinya,dapat mewujudkan rasa cinta, mampu berpikir abstrak.
Perubahan fisik pada remaja
Menurut Depkes RI
kerjasama dengan WHO (2005) perubahan fisik pada remaja ditandai dengan
munculnya :
a.
Tanda-tanda seks primer:
Yang berhubungan
langsung dengan organ seks. Terjadinya haid pada remaja putri (menarche) dan
mimpi basah pada remaja putra.
b. Tanda-tanda seks
sekunder:
Pada remaja putera
terjadi perubahan suara, tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar,
terjadinya ereksi dan ejakulasi,dada lebih lebar, badan berotot,
tumbuhnya kumis, cambang dan rambut disekitar kemaluan dan ketiak.
Pada remaja puteri
pinggul melebar,pertumbuhan rahim dan vagina, payudara membesar, tumbuhnya
rambut di ketiak dan sekitar kemaluan (pubis).
Perubahan kejiwaan pada masa remaja
Proses perubahan
kejiwaan pada remaja berlangsung lebih lambat dibandingkan perubahan fisik,
yang meliputi :
a.
Perubahan emosi, sehingga remaja menjadi:
1) Sensitif (mudah
menangis, cemas, frustasi, dan tertawa)
2) Agresif dan mudah
bereaksi terhadaprangsangan luar yang berpengaruh. misalnya mudah berkelahi.
b. Perkembangan
intelegensia, sehingga remaja menjadi:
1) Mampu berpikir abstrak,
senang memberikan kritik.
2) Ingin mengetahui hal-hal
yang baru, sehingga muncul perilaku ingin mencoba-coba.
B. Pengertian Kenakalan Remaja
Juvenile delinquency ( kenakalan remaja ) ialah
perilaku jahat/dursila, atau kejahatan/kenakalan anak-anak muda merupakan
patologis secara sosial pada anak-anak dan remaja
yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka itu
mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang.
Menurut Paul Moedikdo,SH kenakalan
Remaja adalah :
- Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu
kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh
hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan
sebagainya.
- Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok
tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
- Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan
bagi sosial.
Menurut Resolusi PBB 40/33 tentang UN Standard
Minimum Rules for the Administration of Juvenile Justice ( Beijing Rules )
khusus dalam rules 2.2 kenakalan remaja adalah salah seorang anak atau
orang muda ( remaja ) yang melakukan perbuatan yang ‘dapat dipidana’ menurut
sistem hukum yang berlaku dan diperlakukan secara berbeda dengan orang dewasa.
Remaja yang kebanyakan orang mengartikan bahwa
masa peralihan antara masa kanak-kanak menjadi dewasa. Dalam masa ini anak-anak
mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dan psikis.Mereka bukanlah
anak-anak baik secara fisik, cara berpikir, ataupun cara bertindak. Tetapi
bukan pula dikatakan orang dewasa yang telah matang secara fisik maupun
psikisnya.
Kenakalan remaja sudah menjadi masalah
di semua negara. Setiap tahun tingkat kenakalan remaja ini menunjukan
peningkatan, sehingga mengakibatkan terjadinya problema sosial. Lingkungan
sangat berpengaruh besar dalam pembentukan jiwa remaja. Bagi remaja yang
ternyata salah memilih tempat atau kawan dalam bergaulnya. Maka yang akan
terjadi kemudian adalah berdampak negatif terhadap perkembangan pribadinya.
Tapi, bila dia memasuki lingkungan pergaulan yang sehat, seperti memasuki
organisasi pemuda yang resmi diakui oleh pemerintah, sudah tentu berdampak positif
bagi perkembangan kepribadiannya.
C. Jenis-Jenis Kenakalan Remaja
Seperti yang sudah diuraikan diatas, maka kenakalan remaja yang
dimaksud di sini adalah perilaku yang menyimpang dari atau melanggar hukum.
Jensen (1985), membagi kenakalan remaja menjadi 4 jenis yaitu:
1.Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain.
Misal: perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan dan lain-
lain.
2. Kenakalan yang menimbulkan korban materi; pemerasan,
pencurian.
3. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di
pihak orang lain.
Misal: pelacuran, penyalahgunaan obat-obatan
terlarang,hubungan seks pranikah.
4. Kenakalan yang melawan status.
Misalnya: mengingkari status anak sebagai
pelajar dengan membolos, melanggar disiplin
sekolah. Mengingkari status sebagai anak orang tua dengan cara minggat
dari rumah atau membantah perintah mereka dan sebagainya. Pada usia
mereka,perilaku-perilaku mereka memang belum melanggar hukum dalam arti yang
sesungguhnya karena yang dilanggar adalah status-status dalam lingkungan primer
(keluarga) dan sekunder (sekolah) yang memang tidak diatur oleh hukum secara
terinci. Akan tetapi kalau kelak remaja ini dewasa, pelanggaran status ini
dapat dilakukannya terhadap atasannya di kantor atau petugas hukum di
masyarakat. Karena itulah pelanggaran status ini oleh Jensen digolongkan juga
sebagai kenakalan dan bukan sekedar perilaku menyimpang.
Menurut tempat terjadinya kenakalan
tersebut, kenakalan remaja dibagi menjadi:
1. Kenakalan dalam
keluarga:
Remaja yang labil umumnya rawan
sekali melakukan hal-hal yang negatif, di sinilah peran orang
tua sangat berpengaruh terhadap tindakan-tindakan yang akan seorang
anak lakukan. Orang tua harus mengontrol dan mengawasi putra-putri mereka
dengan melarang hal-hal tertentu.Namun, bagi sebagian anak remaja,
larangan-larangan tersebut malah dianggap hal yang buruk dan mengekang mereka.
Akibatnya, mereka akan memberontak dengan banyak cara, tidak menghormati orang
tua, berbicara kasar pada orang tua, atau mengabaikan perkataan orang tua
adalah contoh kenakalan remaja dalam keluarga.
2. Kenakalan dalam
pergaulan:
Dampak kenakalan remaja yang paling nampak
adalah dalam hal pergaulan. Sampai saat ini, masih
banyak para remaja yang terjebak dalam pergaulan yang tidak baik. Mulai dari
pemakaian obat-obatan terlarang sampai seks bebas. Menyeret remaja pada sebuah
pergaulan buruk memang relatif mudah, dimana remaja sangat mudah dipengaruhi
oleh hal-hal negatif yang menawarkan kenyamanan semu. Akibat pergaulan bebas
inilah remaja, bahkan keluarganya, harus menanggung beban yang cukup berat.
3. Kenakalan dalam
pendidikan:
Kenakalan dalam bidang
pendidikan memang sudah umum terjadi, namun tidak semua
remaja yang nakal dalam hal pendidikan akan menjadi sosok yang berkepribadian
buruk, karena mereka masih cukup mudah untuk diarahkan pada hal yang benar.
Kenakalan dalam hal pendidikan misalnya, membolos sekolah, tidak mau
mendengarkan guru, tidur dalam kelas, dll.
D. Ciri – Ciri Kenakalan Remaja
Ciri-ciri kenakalan remaja mulai tampak pada
remaja itu sendiri dengan mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak baik,
antara lain :
a. Ngebut, yaitu mengendarai kendaraan dengan
kecepatan yang melampaui kecepatan maksimum yang di tetapkan, sehingga dapat
mengganggu bahkan membahayakan pemakai jalan yang lain.
b. Peredaran pornografi di kalangan pelajar.
Baik dalam bentuk gambar-gambar cabul atau tidak senonoh, majalah
dan cerita porno yang dapat merusak moral anak, sampai peredaran obat-obat
perangsang nafsu seksual, kontrasepsi penyalahgunaan barang-barang elektronik
(misal internet dan handphone) dan sebagainya.
c. Anak-anak yang suka pengerusakan-pengerusakan
terhadap barang-barang atau milik orang lain.
seperti mencuri, membuat
corat-coret yang mengganggu keindahan lingkungan, mengadakan sabotase[5] dan
sebagainya.
d. Membentuk kelompok atau
gang.
Dengan ciri-ciri dan tindakan yang menyeramkan, seperti kelompok
bertato, kelompok berpakaian acak-acakan, blackmetal. Yang diikuti oleh
tindakan yang tercela yang mengarah pada perbuatan anarkis.
e. Berpakaian dengan mode
yang tidak sesuai dengan keadaan lingkungan.
Misal: memakai rok mini, youcansee, memakai pakaian yang serba
ketat sehingga terlihat lekuk tubuhnya, dan di pandang kurang sopan di mata
lingkunganya.
f. Mengganggu/mengejek
orang-orang yang melintas di depanya,.
seperti jika menoleh atau marah sedikit saja di anggapnya membuat
gara-gara untuk dikerjain.
Sedangkan menurut PPDGJ
III pedoman diagnostik untuk gangguan tingkah laku ( F-91)
1. Gangguan tingkah laku berciri khas dengan
adanya pola tingkah laku dissosial, agresif atau menentang yang berulang dan
menetap.
2. Penilaian tentang adanya gangguan tingkah
laku perlu memperhitungkan tingkat perkembangan anak. Tempertantrum merupakan
gejala normal pada perkembangan anak berusia 3 tahun, dan adanya gejala ini
bukan merupakan dasar bagi diagnosis ini. Begitu pula pelanggaran terhadap hak
orang lain (seperti tindak pidana dengan kekerasan) tidak termasuk kemampuan
anak berusia 7 tahun dan dengan demikian bukan merupakan kriteria diagnostik
bagi anak kelompok usia tersebut.
3. Diagnosis ini tidak dianjurkan kecuali
tingkah laku seperti yang diuraikan di atas Adapula Gejala-gejala yang dapat
dilihat pada anak yang mengalami kenakalan remaja adalah :
a. Anak tidak disukai teman-temannyasehingga bersikap menyendiri.
b. Anak sering menghindar dari tanggungjawab mereka di rumah dan
di sekolah.
c. Anak sering mengeluh kalau mereka memiliki
permasalahan yang mereka sendiri tidak bisa selesaikan.
d. Anak mengalami phobia atau gelisah yang
berbeda dengan orang-orang normal.
e. Anak jadi suka berbohong.
f. Anak suka menyakiti teman-temannya.
g. Anak tidak sanggup memusatkan perhatian.
h. Anak suka membolos dari sekolah dan lari dari rumah
i. Anak sering meluapkan tempertantrum[7] yang hebat dan tidak
biasa
j. Anak berperilaku provokatif yang menyimpang
k. Anak bersikap menentang yang berat dan menetap
E. Penyebab Kenakalan Remaja
Beberapa penyebab dari
kenakalan remaja meliputi gangguan-gangguan perilaku. Penyebab gangguan
perilaku mungkin berasal dari anak sendiri atau mungkin dari lingkungannya,
akan tetapi akhirnya kedua faktor ini saling mempengaruhi.
1. Anak
sendiri
a. Penyebab yang
diturunkan. Diketahui bahwa ciri dan bentuk anggota tubuh orang tua dapat
diturunkan kepada anaknya. Demikian juga beberapa sifat kepribadian yang umum
dapat diturunkan dari orangtua kepada anaknya.
b. Penyebab yang diperoleh pada waktu anak
berkembang. Telah lama diketahui bahwa gangguan otak seperti trauma kepala,
ensefalitis[8], neoplasma dan lain-lain dapat mengakibatkan perubahan
kepribadian. Anak dengan sindroma[9] otak organik ini mungkin menunjukkan
hiperkinesia[10], kegelisahan, kecenderungan untuk merusak dan kekejaman.
2. Lingkungan
Meskipun faktor-faktor yang diturunkan itu
mempengaruhi perilaku anak, akan tetapi faktor lingkungan sering lebih
menentukan. Dan karena lingkungan itu dapat diubah maka dengan demikian
gangguan perilaku itu dapat dipengaruhi atau dapat dicegah. Beberapa penyebab
gangguan perilaku yang berasal dari lingkungan ialah:
a) Orang tua
Gangguan yang disebabkan oleh orang tua misalnya
sikap orang tua yang terlalu overprotective terhadap remaja, kurangnya
perhatian dan kasih sayang yang ditujukan pada remaja tersebut, sikap pilih
kasih antara remaja tersebut dengan saudara-saudara lainnya, kurangnya
pengawasan dari orang tua, atau bahkan karena keadaan status keluarganya yang
brokenhome.
b) Saudara-saudara
Gangguan ini disebabkan karena pengaruh dari
sikap saudara-saudaranya yang melenceng dari norma yang ada, sehingga remaja
tersebut mencontoh perilaku saudaranya.
3. Hubungan di
sekolahnya
Dalam kasus ini pengaruh teman sangat besar
terhadap pengaruh moral remaja. Biasanya remaja saat ini berkelompok dan
melakukan sesuatu yang sama dengan teman sekelompoknya. Sedangkan banyak remaja
itu sendiri yang tidak tahu apa perilaku itu benar atau tidak.
F. Dampak Kenakalan Remaja
Saat ini, hampir tidak terhitung
berapa jumlah remaja yang melakukan hal-hal negative (kenakalan remaja).
Bahkan, dari dampak kenakalan remaja tersebut, banyak sekali kerugian yang
terjadi, baik bagi remaja itu sendiri maupun orang-orang di sekitar mereka.
Berikut beberapa dampak negative yang akan diperoleh bila seorang remaja
melakukan suatu tindakan menyimpang (kenakalan remaja).
1. Kebiasaan melakukan hal
yang buruk seperti kenakalan-kenakalan yang telah disebutkan di atas akan
membentuk kepribadian atau akhlak yang buruk bagi pelakunya yang dikhawatirkan
kebiasaan tersebut akan sangat sulit untuk diubah kedepannya.
2. Remaja yang melakukan
tindakan menyimpang akan dihindari bahkan dikucilkan oleh banyak orang, dan
tidak menuntut kemungkinan dia akan dianggap sebagai pengganggu serta bisa saja
kehadirannya tidak diharapkan lagi bagi orang-orang disekitarnya.
3. Akibat adanya tindakan dikucilkan dari
oarang-orang disekitarnya, remaja tersebut bisa mengalami gangguan jiwa. Yang
dimaksud dengan gangguan jiwa disini bukanlah gila, tapi ia akan merasa
terasing dari kehidupan bersosialisasi yang ada disekitarnya, yang akhirnya ia
akan merasa sangat sedih, bahkan membenci orang-orang disekitarnya.
4. Masa depannya suram. Hal
ini terjadi karena, kebanyakan dari mereka yang sudah terlanjur terjerumus ke
dalam pergaulan bebas, hidup mereka perlahan akan kacau yang akhirnya dapat
menyebabkan kehancuran bagi masa depan mereka dan tidak sempat memperbaikinya.
5. Kriminalitas bisa menjadi salah satu akibat
dari kenakalan remaja. Bukan tidak mungkin bagi mereka akan memiliki keberanian
dalam melakukan tindakan yang lebih berbahaya seperti halnya tindakan kriminal
yang merugikan orang-orang disekitanya, misalnya mencuri demi mendapatkan uang
atau barang-barang berharga lainnya .
G. Contoh Kenakalan Remaja
1. Tawuran adalah contoh
kenakalan remaja yang marak terjadi saat ini.
2. Pesta miras sekarang bukan hanya ada di
kalangan dewasa namun juga dibawah umur.
3. Balapan liar kini sudah
menjadi tradisi.
4. Merokok bukan hanya marak di kalangan pria,
namun juga wanita.
5. Narkoba sangat Mudah ditemukan.
6. Prostitusi kian marak di
Indonosia
H. Cara Mengantisipasi Kenakalan Remaja
1.
Peranan Orang Tua
Orang tua harus selalu
mengontrol apa yang dilakukan oleh anaknya, karena tanpa ada control anak-anak
kadang akan berbuat sesuka hati dan tak terarah. Orang tua bisa mengontrol
melalui gadget anaknya, pendekatan tentang apa aja aktivitas yang dilakukan
dengan lembut, bertanya tentang teman dekatnya, orang tua juga wajib memberi
pendidikan agama dirumah.
2. Peran Lingkungan Sekitar
Adanya kegiatan positif dari lingkungan sekitar sebagai media
untuk mengembangkan serta mengeksplor potensi yang ada didalam diri para
remaja, sehingga mereka memiliki tempat untuk menuangkan segala bentuk rasa
ingin tahu, sehingga mereka tidak terjerumus
kedalam lingkaran setan.
3. Peranan Guru Bimbingan
dan Konseling dalam Seks Bebas di Kalangan Remaja/ Siswa.
Guru Bimbingan dan
Konseling (BK) adalah seseorang yang memiliki peran penting dalam
memfasilitasi, mengatasi dan memberikan layanan kepada siswa terutama dalam
perkembangan siswa baik secara individu maupun perkembangan social serta
membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh siswa.Disekolah banyak sekali
masalah-masalah yang muncul yang sering di hadapi oleh siswa diantaranya
masalah pribadi seperti patah hati dan kurang percaya diri, maupun permasalahan
social seperti kurang bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan, sering
menyendiri, dan kurang bisa bergaul dengan yang lain. Masing masing masalah
sangat beragam antara individu satu dengan individu yang lain yang mana
tingkatan penyelesaiannya pun berbeda-beda. Namun dari permasalahan yang di
alami oleh siswa jika todak segera mendapatkan treatmen dari konselor maka
kemungkinan dampak yang akan ditimbulkan semakin “parah”. Sebagai contoh ada
siswa yang sering menyendiri dan dikusilkan oleh teman-temannya di lingkungan
sekolah serta di dalam keluarganyapun dia sering kurang mendapat perhatian oleh
orang tuanya, tidak mustahil juga bahwa anak tersebut lama-kelamaan justru akan
masuk kedalam dunia pergaulan bebas, terlebih bahaya lagi jika anak tersebut
sudah meraasa nyaman di “dunia barunya”. Pergaulan bebas yang di anggap sebagai
dunia barunya dia yang dirasa ia sudah nyaman karena mendapat kelompok yang
memperhatikan dia tidak seperti teman-temannya yang selalu mengucilkannya
justru sebenarnya sangat merugikan. Salah satu bentuk pergaulan bebas yang
sering dilakukan oleh para remaja adalah seks bebas. Seks bebas atau hubungan
seks yang dilakukan diluar hubungan pernikahan. Dampak yang ditimbulkan dari
seks bebas banyak sekali baik dalam kehidupan pribadi maupun social. Dalam
kehidupan pribadi atau dampak bagi diri sendiri diantaranya individu tersebut
kemingkinan besar akan terkena berbagai macam penyakit seperti HIV, AID,
sipilis dll. Hal itu jelas sangat merugikan dirinya sendiri. Apabila itu
terjadi pada perempuan akan berdampak kehamilan yang mana dari segi biologis
belum matang sehingga apabila bayi itu lahir kemungkinan besar akan mengalami
cacat. Sementara dalam kehidupan sosialnya,baik secara langsung nama baik anda
berserta nama baik keluarga akan tercoreng dalam kehidupan masyrakat. Dengan
adanya uraian diatas peran konselor sangatlah penting dalam hal ini. Konselor
dapat melakukan/ memberikan layanan kepada siswa-siswinya mengenai hubungan
seks bebas baik secara klasikal maupun individual. Dengan menggunakan layanan
klasikal di kelaas yaitu memberikan informasi yang seluas-luasnya dan pemahaman
yang benar kepada semua siswa tentang seks atau memberikan materi pendidikan
seks yang diharapkan agar para siswa tidak terjerumus dalam dunia seks bebas.
Dapat pula melakukan pendekatan kepada orang tua siswa untuk memperhatikan
aktivitas yang dilakukan anaknya di rumah.
I.
Pengertian Seks Bebas
Seks merupakan naluri
alamiah yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup di muka bumi ini. Seks
diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup hidup suatu spesies atau suatu
kelompok (jenis) makhluk hidup. Artinya setiap makhluk hidup melakukan seks
untuk memperoleh keturunan agar dapat menjaga dan melestarikan keturunannya. Selain
itu tujuan seks adalah sebagai sarana untuk memperoleh kepuasan dan relaksasi
dalam kehidupan (bagi manusia).
Hubungan seks yang dilakukan di luar pernikahan disebut seks bebas
(free sex). Hawa nafsu merupakan hal yang sangat menentukan terjadinya seks
bebas. Seks bebas merupakan pengaruh budaya yang datang dari barat dan kemudian
diadopsi oleh masyarakat Indonesia tanpa memfilternya terlebih dahulu. Dan
pelaku terbanyak adalah pelajar. Maraknya seks bebas di kalangan pelajar seolah
menjadi trend bahwa jika seorang siswi masih perawan maka akan tergolong siswi
yang "nggak gaul" dan terkucilkan dalam pergaulan anak zaman
sekarang.
J. Faktor – Faktor Yang Dapat Menimbulkan Seks
Bebas
Seks bebas pada umumnya dilakukan oleh para remaja. Faktor-faktor
yang mendorong remaja melakukan hubungan seks di luar nikah, adalah :
1. Karena mispersepsi
terhadap makna pacaran yang menganggap bahwa hubungan seks adalah bentuk
penyaluran kasih sayang.
2. Karena kehidupan iman
yang rapuh. Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan pengertian,
pemahaman dan ketaatan dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa
dipengaruhi oleh situasi kondisi apapun.
3. Kematangan biologis yang
tida disertai dengan kemampuan mengendalikan diri cenderung berakibat Negatif,
yakni terjadi hubungan seksual pranikah dimasa pacaran. Sebaliknya kematangan
biologis yang disertai dengan kemampuan mengendalikan diri akan membawa
kebahagian remaja dimasa depannya sebab ia tidak akan melakukan hubungan
seksual pranikah.
Factor lain yang menyebabkan
orang melakukan seks bebas:
1. Kurangnya pemahaman
individu akan ajaran agamanya secara benar dan mendalam
2. Kurangnya perhatian
orangtua.
3. Merasa bukan anak gaul,
dengan pernah melakukan seks dianggap ”Gaul”
4. Cueknya masyarakat akan
situasi lingkungan
5. Taraf pendidikan sex
bagi remaja yang belum tertata secara benar.
Terlupakannya intisari adat budaya luhur bangsa sebagai
katalisator dalam pergaulan akibat pengaruh globalisasi. Adapun tahapan-tahapan
yang biasanya dilakukan oleh seseorang berani melakukan hubungan seks diluar
nikah:
1. Pegangan tangan
2. Ciuman sebatas ciuman di
pipi dan kening
3. Ciuman bibir
4. Pelukan
5. Petting (mulai berani
melepas pakaian bagian atas).
6. Meraba bagian yang
sensitive (mulai berani buka-bukaan)
7. Melakukan hubungan seks
K. Dampak Dari Seks Bebas
Seks bebas banyak sekali
dampak negative yang di timbulkan terutama bagi individu yang melakukannya dan
lingkungannya. Dampak tersebut diantaranya :
1. Beberapa penyakit yang
siap mendatangi seperti, herpes, HIV Aids, Raja singa, dan penyakit lainnya.
2. Hamil di luar pernikahan
akan menimbulkan permasalahan baru, apabila anda masih kuliah atau sekolah
tentu saja orang tua anda akan sangat kesal kepada anda. Dan anda pun takut
untuk jujur kepada orang tua anda dan pasangan anda, akhirnya anda memutuskan
untuk melakukan dosa baru yaitu aborsi.
3. Apabila anda menikah di
usia muda, permasalahan yang belum siap anda hadapi akan datang, seperti
masalah keuangan, masalah kebiasaan, masalah anak.
4. Nama baik keluarga akan
tercoreng oleh sikap anda. Keluarga anda akan menghadapi masalah yang anda buat
apabila anda mendapatkan efek buruk dari seks bebas ini.
5. Apabila anda hamil dan
pasangan anda tidak mau bertanggung jawab, apa yang akan anda lakukan? Akan
banyak pikiran buruk yang akan mengganggu anda. Seperti ingin bunuh diri,
berpikir tidak rasional yang mengakibatkan gangguan mental atau gila.
L.
Cara Mencegah Seks Bebas
a.
Pencegahan dari orang tua atau keluarga
1) Memberikan perhatian
yang cukup
2) Member pngertian ataupun
pemahaman mengenai dampak yang akan didapat apabila melakukan seks bebas.
3) Memberi kepercayaan yang
lebih kepada anak, yakni tidak terlalu mengekang. Sebab jika terlalu mengekang
maka seolah-olah anak akan berusaha bagaimana caranya melakukan hal-hal yang
dilarang dengan sembunyi-sembunyi tanpa
sepengetahuan orang tuanya. Akan tetapi orang tua juaga tetap memberikan
batasan-batasan kepada sang anak sesuai dengan kondisi yang ada..
4) Membuat suasana yang
nyaman sehingga anak mmemiliki lingkup ruang ditengah-tengah keluarga untuk
bercerita kepeda orang tua tanpa ada sekat antar orang tua dengan anak. Orang
tua disini dapat memposisikan dirinya sebagai teman, sahabat, maupun panutan
bagi anak, sehingga anak merasa nyaman dan tidak merasa terdapat rasa canggung
untuk mencurahkan isi hati maupun rasa ingin tahunya.
5) Orang tua menjadi
panutan yang denangan bertingkah laku yang baik yang baik didepan anak-anaknya.
Bagaimanapun keadaannya, orang tua tetap menjadi panutan yang utama saat
dirumah.
b. Pencegahan dari
Lingkungan Sekitar
Sebaiknya memilih tempat
tinggal yang sekiranya tidak berbau negatif. Apabila terpaksa mendapat tempat
tinggal dimana lingkungannya banyak terdapat unsur negatif. Maka kita harus menjaga keluarga
kita dari pengaruh negatif lingkungan
luar.
c.
Pencegahan dari Diri Sendiri
1) Selalu berfikir positif
2) Beribadah, berdoa kepada
tuhan agar terhindar dari segala tindakan-tindakan yang negatif.
3) Selalu melakukan hal-hal
positif
4) Mengikuti segala
kegiatan-kigiatan yang bermanfaat, misalnya: kegiatan kerohanian,
ekstrakulikuler, dsb.
5) Memilih teman dengan
selektif, sekiranya apabila teman merugikan bagi diri kita, sebaiknya diberitahu terlebeh
dahulu, namun apabila ia tidak berubah, maka lebih baik kita tinggalkan saja.
6) Menolak ataupun tidak
ikut-ikutan berbuat negative.
d. Pencegahan Seks Bebas
Menurut Agama
1) Memisahkan tempat tidur
anak; Setiap orang tua berusaha untuk mulai memisahkan tempat tidur
anak-anaknya ketika mereka memasuki minimal usia tujuh tahun.
2) Meminta izin ketika
memasuki kamar orang tua; Sejak dini anak-anak sudah diajarkan untuk selalu
meminta izin ketika akan masuk ke kamar orang tuanya pada saat-saat tertentu.
3) Mengajarkan adab
memandang lawan jenis; Berilah pengertian mengenai adab dalam memandang lawan
jenis sehingga anak dapat mengetahui hal-hal yang baik dan buruk.
4) Larangan menyebarkan
rahasia suami-istri; Hubungan seksual merupakan hubungan yang sangat khusus di
antara suami-istri. Karena itu, kerahasiaanya pantas dijaga. Mereka tidak boleh
menceritakan kekurangan pasangannya kepada orang lain, apalgi terhadap anggota
keluarga terutama anak-anaknya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kenakalan remaja bisa dipicu dari lingkungan, teman ataupun dari
keluarga itu sendiri. Sikap keluarga yang tertutup juga bisa menjadi pemicu
seorang remaja menjadi pribadi yang nakal. Keluarga yang tertutup membuat anak
menjadi bingung bagaimana ia akan mencurahkan segala masalahnya, anak bingung
untuk menyampaikan pendapat atau segala yang ia inginkan. Dampaknya, anak lebih
senang menceritakan segala halnya kepada temannya, dan mengekspresikan segala
masalahnya dengan hal-hal yang negative, memang tidak semua remaja dalam
mengekspresikan hatinya dengan kegiatan negative, namun saat pikiran kalut dan
otak terasa penuh/stress maka segala hal negative bisa terlintas dengan cepat.
Terjadinya seks bebas di kalangan remaja dan
mahasiswa dikarenakan banyak faktor, yang paling utama adalah pesatnya
perkembangan jaman, hal tersebut membuat pergaulan menjadi bebas, sehingga
banyak remaja dan mahsiswa yang bergaul tanpa batasan dan etika. Salah satu
contohnya dalam berpacaran. Para remaja dan mahasiswa berpacaran tidak
mempunyai batasan serta etika sehingga dalam berpacaran lebih banyak dampak
negative dibandingkan dampak positif seperti halnya seks bebas. Persepsi
yang salah tentang seks bebas menyebabkan mereka berfikir bahwa melalui seks
bebaslah tersalurnya cinta dan kasih sayang. Pergaulan remaja yang bebas
sebenarnya dikarenakan oleh segala macam perkembangan yang di salah artikan
oleh remaja itu sendiri maupun lingkungannya. Seks bebas menyebabkan para
remaja kehilangan bangku sekolahnya, sama halnya juga para mahsiswa yang
terpaksa berhenti kuliah karna hamil diluar nikah. Selain itu, hamil diluar
nikah dapat berujung pada pengguguran janin, baik melalui aborsi ataupun bunuh
diri karena tidak siapnya menerima kenyataan (hamil diluar nikah) tersebut.
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat
menempatkan dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan
agama dan norma yang berlaku di dalam masyarakat serta dituntut peran serta
orangtua dalam memperhatikan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari anaknya,
memberikan pendidikan agama, memberikan pendidikan seks yang benar. Oleh sebab
itu permasalahan ini merupakan tugas seluruh elemen bangsa tanpa terkecuali. Usaha untuk pencegahan
sudah semestinya terus dilakukan untuk menyelamatkan generasi muda kita. Agar
lebih bermoral, agar lebih bisa diandalkan untuk kebaikan negara ke depan.
B. Saran
Beberapa saran tentang
seks bebas yang perlu diperhatikan adalah :
1. Kepada pihak orang tua, berikan
semua yang terbaik untuk anak tetapi tetap memperhatikan dalam
membimbing dan mengarahkan remaja dengan dalam memberikan pandangan yang benar
mengenai persepsi pacaran agar terhindar dari
seks bebas.
2. Kepada
generasi muda agar menetapkan tujuan dan arah hidup yang jelas, belajar lebih
mengenal diri sendiri, meningkatkan ke imanan dan ketakwaannya dengan mengisi
kegiatan yang bermanfaat serta bergaul dengan teman secara benar sehingga dapat
terhindar dan terjerumus pada perilaku seks bebas. Tingkatkanlah pengetahuan
tentang segala perkembangan dengan tetap meningkatkan pula keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3. Kepada
para remaja baik pelajar maupun mahasiswa agar selain belajar juga ikut ambil
bagian dalam kegiatan yang positif dan kreatif dalam rangka menyalurkan energi
yang berlebih sehingga tidak mengarah pada penyaluran dorongan bilogis secara
langsung, misalnya dengan kegiatan. Keolahragaan, pecinta alam, dan
kegiatan-kegiatan lain yang bersifat mengembangkan potensi dan bakat
masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI.
2001, Kesehatan Reproduksi Remaja, Jakarta .
Makmum .2003.Karakteristik
Remaja,Perilaku Remaja dan Masa Peralihan Remaja
Diakses 04 desember 2014
Notoatmodjo,
Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
www.sindonews.com
www.suaramerdeka.com